Teori REBT dipelapori oleh Albert Ellis (1913). Beliau berasal dari Pennsylvania, Amerika Serikat. Beliau awalnya berminat tentang psikoanlaisis dan teori pembelajaran, dan pandangan tentang pemikiran negative dapat menyebabkan bertahannya pengalaman traumatic yang mengganggu. Ketidak puasan dan kekurangan yang terdapat pada terapi psikoanalisis dan tingkahlaku, pada tahun 1959, Ellis menggagas berdirinya Institut Terapi Rasional Emotif di New York. Pada tahun 1993, nama institute itu ditukar menjadi Institut Raional Emotif Behavioral, yang merangkumi kesemua komponen utama, yaitu, kognitif, emotif, dan behavioral yang berkaitan erat dengan pengalamanan manusia

 

Teori REBT
Ellis berpendapat masalah emosi dan neurotic timbul dari tiga sumber utama yaitu pikiran, emosi dan behavioral, pikiran memainkan peranan penting dalam mempertahankan gangguan psikologis.
Menurut Ellis manuasia bertanggungjawab atas perasaan gangguan yang ditimbulkan oleh mereka sendiri, baik sadar maupun tidak sadar. Oleh karenanya individu memerlukan niat untuk bisa melakukan sebuah perubahan.

Model ABC
Berdasarkan teori yang diperkenalkan Albert Ellis (1913-2007) membentuk model ABC

Gambar: Model ABC REBT Ellis

 

Pemikiran Rasional dan Tidak Rasional

Ellis (1995) berpendapat manusia mempunyai pemikiran rasional dan tidak rasional. Pemikiran tidak rasional merupakan sumber awal terjadinya gangguan psikologis. Menurut Ellis (1962) kepercayaan yang tidak rasional (Irrational belief ) diwarisi dari generasi ke generasi dan diterima secara permanen sebagai panduan hidup. Berikut beberapa contoh Irrational belief diantaranya:

  1. Untuk menjadi orang yang bergunam saya harus berprestasi tinggi dalam segala bidang.
  2. Orang jahat, termasuk saya, patut dihukum seberat-beratnya.
  3. Saya perlu sering mengingatkan diri akan peristiwa besar yang mungkin terjadi.
  4. Saya seharusnya disayangi oleh setiap orang.
  5. Lebih mudah menghindar dari masalah dari pada menghadapi atau memikul tanggung jawab.
  6. Saya selalu memerlukan bantuan orang lain
  7. Saya tidak dapat merubah tingkah laku saya karena sudah menjadi sifat saya

Tujuan Terapi REBT

REBT bertujuan membantu klien mengembangkan pikiran rasional dengan menggalakkan klien berpikir dan memahami pemikiran tidak rasional yang diwarisi dari masa lalu yang menjadi sumber permasalahan psikologis pada masa sekarang. Klien dibimbing untuk melihat dan menganalisis peristiwa yang diaktifkan dan gangguan emosi yang dialami.
Pencapaian tujuan REBT hanya akan sukses apabila klien benar-benar memahami sumber dasar yang menimbulkan gangguan emosi yaitu kepercayaan yang tidak rasional yang dimilikinya, dan harus berusaha mengikisnya dan perlahan menggantikannya dengan rasional belief.

Proses REBT

Tahap I : Membina hubungan Konselor-klien dengan teknik mendengar secara empatik dan menjadikan suasana kondusif
Tahap II : Membimbing klien supaya memaparkan tingkah laku emotif dan behavioral si bawah system Model ABC
Tahap II : Konselor membantu klien membedakan keperyaan yang rasional dan tidak rasional, dan memberikan pemahaman bahwa pemikiran rasional akan membawa hasil positif dan pemikian tidak rasional akan membawa dampak negative.
Tahap IV : Menggunakan teknik debat dari waktu ke waktu, untuk melatih klien dapat menantang kondisi iirasional belief-nya. Klien juga diminta untuk berlatih setelah sesi konseling untuk membiasakan rasional belief-nya yang baru dilatihkan.
 
 
Sumber: diterjemahkan dari Mook Soon Sang. 2010. Penilaian Tahap Kecekapan, Bahagian II: Kompetensi Fungsional Pengurusan Bimbingan dan Kaunseling. Selangor. Penerbitan Multimedia Sdn. Bhd.