Ketua PWM Jatim Syafiq A. Mughni mengatakan, pihaknya memang mengeluarkan imbauan karena menilai film ini merupakan bagian dari pelajaran bagi siswa untuk mengenal dan mengerti siapa sosok KH. Ahmad Dahlan.

 


"Meski sudah diajarkan dalam mata pelajaran Kemuhammadiyaan di mata pelajaran, namun berbeda kalau dengan gambar, bahkan cerita bagaimana KH. Ahmad Dahlan berjuang dan mendirikan Muhammadiyah," ujarnya, Rabu.

Hanya saja, Syafiq mengaku, imbauan yang diberikan tidak bersifat tertulis dan bukan merupakan hal yang wajib. Namun, ia sudah berkoordinasi dengan semua kepala sekolah Muhammadiyah se-Jawa Timur untuk mengajak siswanya.

"Kalau teknis mengajak, terserah sekolah. Apakah nonton ramai - ramai ataukan siswa menyaksikannya bersama keluarganya masing - masing. Tapi tidak wajib kok, hanya sekedar imbauan," tutur salah satu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut.

Dijelaskannya, imbauan semacam ini sudah yang kedua kalinya. Pertama, ketika film Laskar Pelangi beredar, pihaknya juga mengeluarkan imbauan kepada semua siswa di sekolah.

"Laskar Pelangi dan Sang Pencerah sama - sama film yang sangat mendidik dan cocok bagi penonton berbagai usia. Tidak ada kerugian menyaksikan film ini, justru pelajaran dan hikmahnya sangat banyak," ungkap Syafiq.

Sementara, Kepala SD Muhammadiyah 10 Surabaya, Muslimin, M. Pd.I, mengaku sudah menerima imbauan dari PW Muhammadiyah Jatim tentang hal ini. Bahkan, kata dia, pihaknya tak akan melewatkan kesempatan bersama murid - muridnya untuk menyaksikan Sang Pencerah.

"Saat ini memang belum nonton, tapi sudah kami jadwalkan. Kemungkinan hari Sabtu siswa kami akan nonton, sebab hari itu tidak ada pelajaran intra sekolah, sehingga tidak mengganggu jam pelajaran," ucapnya.

"Dulu saat film Laskar Pelangi muncul, kami juga ramai - ramai menonton satu sekolah. Tidak hanya sekedar menonton langsung pulang, tapi siswa akan diajarkan bagaimana cara memaknai dan mengambil manfaat dari sebuah film," tambah Muslimin.(*)
(ANT-165/R009)

Sumber: http://www.antaranews.com/